POROS MARITIM DUNIA SEBAGAI IMPLEMENTASI CONSTRUCTIVE REALISM

Pendahuluan

Setelah dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia yang ketujuh, Presiden Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi segera menetapkan berbagai rencana dan langkah strategis yang akan dilakukan dalam 5 tahun masa pemerintahannya. Salah satu konsep utama yang berulang kali disebutkan adalah keinginan Jokowi untuk memantapkan status Indonesia sebagai poros maritim dunia (global maritime fulcrum), yang juga menjadi identitas Indonesia di dalam tataran politik internasional. Apa yang mendasari munculnya inisiatif ini? Langkah-langkah apa yang terkandung dalam ide besar ‘poros maritim global’ ini? Kepentingan apa yang ingin diperoleh Indonesia melalui strategi ini? Penulis akan menggunakan sebuah perspektif kontemporer dalam menjawab pertanyaan-pertanyan tersebut, yaitu Constructive Realism.

Revitalisasi Kemaritiman Indonesia

 

Sebelum mengupas lebih dalam mengenai Poros Maritim Global, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan konsep ini. Berdasarkan letak geografis dan sejarah, Indonesia dianggap memiliki potensi maritim yang sangat besar, namun dalam 69 tahun masa kemerdekaannya, belum dapat mengoptimalkan potensi tersebut, dan saat ini, diplomasi diharapkan menjadi instrumen utama dalam merealisasikan hal tersebut. Pada salah satu seminar mengenai ‘Maritime Fulcrum and Foreign Policy’, Wakil Menteri Luar negeri Indonesia, Bapak A.M. Fachir menyatakan bahwa poros maritim dapat dielaborasikan ke dalam lima elemen utama, yaitu:[1]

  • Membangkitkan budaya maritim
  • Membangun infrastruktur maritim
  • Akselerasi pengembangan sumber daya maritim
  • Menjadikan persoalan perbatasan maritim sebagai fokus diplomasi
  • Memperkuat keamanan maritim

Fachir juga menyatakan bahwa konvergensi antara poros maritim dan diplomasi merupakan hal yang krusial agar konsep ini dapat diaplikasikan dengan optimal di semua fora. Tidak hanya menjadikan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik sebagai fokus politik luar negeri, Indonesia juga akan terus beerjasama dengan negara tetangga untuk menyelesaikan permasalahan bperbatasan, melindungi sumber daya laut, dan menjamin keamanan dan keselamatan di perairan Indonesia. Selain itu, sebagai wujud politik bebas aktif, Indonesia juga akan berperan aktif dalam menyusun solusi dalam sengketa Laut China Selatan dan menjaga stabilitas kawasan.[2]

Poros Maritim Dunia Sebagai Perwujudan Constructive Realism

Constructive Realism adalah paradigma hibrida yang merupakan buah pemikiran penulis berdasarkan pengalaman dan kajian selama menjadi mahasiswa Hubungan Internasional, yang juga telah dikemukakan oleh beberapa akademisi lain, seperti Jae Wook Jung dari Sookmyung Women’s University di Korea Selatan. Penulis beranggapan bahwa Constructive Realism merupakan jembatan penghubung antara paradigma realis yang begitu empiris, dengan konstruktivis yang sangat filosofis. Secara garis besar, penulis mendefinisikan constructive realism sebagai ‘pembentukan dan pemanfaatan ide, konsep, dan identitas, untuk meningkatkan power yang dimiliki negara’. Di lain pihak, Jae Wook Jung menjabarkan constructive realism dalam pengertian ‘ide-ide dapat menentukan penggunaan power dalam politik internasional, dan mendukung implementasi teori-teori realis’.[3]

Pemanfaatan ide, konsep dan identitas yang dikonstruksi oleh negara bukanlah hal baru dalam hubungan internasional, seperti kampanye war on terror, one china policy, look to the East, one silk one road, hingga konstruksi-konstruksi yang sifatnya regional, seperti ASEAN, Asia Afrika, G-20, dan masih banyak lagi. Persamaan dari konsep dan identitas diatas adalah membangun persepsi masyarakat internasional melalui klaim atas suatu kawasan, kegiatan, maupun peran yang sebelumnya tidak ada. Hal ini sama seperti klaim Indonesia yang menjadikan dirinya sebagai pusat dari maritim dunia. Berdasarkan lima elemen utama poros maritim yang disebutkan sebelumnya, terlihat adanya usaha Indonesia untuk memperbesar ‘kapasitas’ yang dimilikinya di bidang maritim, baik dari segi hard power maupun soft power.

Dari segi tujuan politis (political objectives) Indonesia ingin kembali membangun awareness masyarakat internasional akan keberadaan dan statusnya sebagai salah satu kekuatan maritim di dunia internasional. Sebagai sebuah poros, Indonesia tidak hanya menunjukkan kapasitas dan posisi strategisnya, hal ini juga digunakan untuk mendukung dan menegaskan poin yang berulang kali disebutkan mengenai ‘kedaulatan’ dan ‘perbatasan’. Tujuan ini sejalan dengan tiga prinsip dasar realisme, yaitu Statism, yang menyatakan bahwa negara adalah aktor utama dalam hubungan internasional, dan kedaulatan menandakan adanya suatu komunitas independen, yang memiliki otoritas yuridis atas suatu wilayah.[4] Selanjutnya survival, dimana tujuan utama setiap negara adalah mempertahankan keberlangsungan hidupnya[5], dimana keberlangsungan ini ditandai dengan kemampuan negara untuk mempertahankan otoritas nya atas suatu wilayah yang telah ditandai dengan batas-batas tertentu. Yang terakhir adalah  adalah self-help, dimana tidak ada institusi atau negara lain yang dapat diandalakan untuk menjamin keberlangsungan negara[6], oleh karena itu, dalam pembentukan identitas posos maritim dunia ini, Indonesia tidak melibatkan negara maupun intitusi lain di dalamnya. Hal yang menarik adalah bahkan prinsip dasar realisme ini telah menunjukan adanya keterkaitan dengan konstruktivisme, dimana konsep ‘negara’ itu sendiri sebenarnya adalah salah satu bentuk konstruksi, seperti apa yang disebut Benedict Anderson sebagai ‘imagined community’[7].  Dengan demikian, pembentukan identitas tidak hanya terjadi dalam level sistemik, tetapi juga dalam level negara, yang keduanya sama-sama bertujuan memperoleh power untuk tujuan yang sama.

Dalam hal ekonomi, pembentukan identitas sebagai poros maritim dunia tertuang dalam dua poin mengenai ‘membangun infrastruktur maritim’ dan ‘akselerasi pegembangan sumber daya maritim’. Pembentukan identitas sebagai poros maritim tidak hanya menunjukkan adanya ekstensifikasi dalam memaksimalkan territorial laut Indonesia, tetapi juga optimalisasi melalui intensifikasi pemanfaatan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya, yang selama ini dianggap belum maksimal, dikarenakan identitas Indnesia saat ini yang lebih dikenal sebagai negara agraris. Kembali kita dapat melihat bahwa Indonesia berusaha meningkatkan kapabilitas ekonominya dengan memanfaatkan sumber daya alam laut dan memperbaharui teknologi dan infrastruktur yang berkaitan dengan kemaritiman, dimana hal ini diperoleh dengan membangun identitasnya sebagai negara maritim yang sempat ‘ditinggalkan’. Apa yang dikatakan A.M. Fachir berkaitan dengan ‘kita harus membangun kembali budaya kita, sudah terlalu lama kita memalingkan diri dari laut. Masyarakat harus menyadari dan memahami bahwa identitas, kesejahteraan, dan masa depan kita akan ditentukan oleh seberapa dalam hubungan kita dengan laut. Kita harus bisa mengulang kejayaan nenek moyang kita dahulu”.[8] Pernyataan tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat ditentukan dengan identitas Indonesia sebagai negara maritim, yang belum terbangun saat ini. Pernyataan ini sejalan dengan definisi Alexander Wendt mengenai konstruktivisme sebagai ‘pembentukan ide, dan pemahaman serta pengetahuan berdasarkan konteks sosial dan historis[9], dimana hal ini dapat berubah sesuai konteks.

Terakhir dari sisi militer, Indonesia memanfaatkan identitas poros maritim ini sebagai justifikasi untuk meningkatkan kapabilitas militernya, seperti yang tertuang dalam poin ‘memperkuat keamanan maritim’. Dengan statusnya sebagai pusat dan tokoh dominan di perairan, Indonesia dituntut untuk memiliki kapabilitas yang mumpuni untuk menjaga tidak hanya keamanan wilayah perairannya, tetapi juga stabilitas kawasan secara umum. Untuk itu diperlukan adanya instrumen seperti kapal laut yang lebih modern, personil militer yang terlatih, dan perangkat keamanan lainnya. Gestur peningkatan kapabilitas militer sebagai betuk pengamanan wilayah dapat menghindarkan munculnya security dilemma, yang akan timbul jika hanya digunakan untuk mengamankan territorial internal.

Kesimpulan

Poros Maritim Dunia dapat dilihat sebagai konsep, ide, maupun identitas, yang dikonstruksikan oleh Indonesia, dengan tujuan meningkatkan kapabilitas/power Indonesia di berbagai dimensi. Pembentukan identitas ini merupakan perwujudan konkret dari constructive realism, yang akan menentukan political behavior Indonesia dalam menjalankan politik luar negeri. Namun demikian, ide, konsep dan identitas ini bukanlah sesuatu yang ajeg, dan dapat berubah di masa depan, sesuai dengan kepentingan nasional yang ingin dicapai oleh Indonesia.

[1] A.M. Fachir. “Getting the Concept of Maritime Fulcrum”, dipresentasikan pada Seminar on Maritime and Foreign Policy, 11 Mei 2015.

[2] Ibid.

[3] Jae Wook Jung. 2013. “Making Constructive Realism?”.  The Korean Journal of International Studies, Vol.11. The Korean Association of International Studies. Hal. 1

[4] Tim Dunne dan Brian C. Schimdt, dalam John Baylis, Steve Smith, dan Patricia Owen. 2008. Globalization of World Politics. Oxford University Press. hal.100

[5] Ibid. hal.103

[6] Ibid.

[7] Pembahasan lebih lanjut dapat dilihat di ‘Imagined Communities: Reflection on The Origin and Spread of Nationalism. 2006. Verso

[8] A.M. Fachir. “Getting the Concept of Maritime Fulcrum”, dipresentasikan pada Seminar on Maritime and Foreign Policy, 11 Mei 2015.

[9] Alexander Wendt, “Anarchy Is What States Make of it: The Social Construction of Power Politics, “International Organizations 46-2 (1992), hal. 403-407

Damn o crazy

Peristiwa apa yang lagi rame beberapa hari ini? That’s right, a wave of protests against the ‘Innocence of Muslim’ movie. Saya ga bisa bicara banyak soal filmnya, karena belum nonton, tapi saya bakal sedikit berargumen mengenai reaksi dari umat muslim di berbagai Negara, yang menurut saya bisa digambarkan dengan satu kata, IRONIS.

Yes, Bayangkan ironinya, saat negara2 yang mulai taun kemaren berjuang mati2an, mulai dari membakar diri, demo besar-besaran, sampai ngebunuh pemimpin Negara nya sendiri, hanya untuk memperoleh kebebasan yang mereka sebut demokrasi, sekarang melakukan hal yang hampir sama, untuk memprotes salah satu elemen dari demokrasi itu, yaitu kebebasan berpendapat. Don’t be mistaken, I’m a Moslem myself, and I’ll be sure to be mad and furious when my religion and prophet were given a bad propaganda. But hell, I live in a lousy democratic nation, it’s EVERY people rights to express ANYthing about ALL things they want.  Lain ceritanya kalo saya adalah seorang pemimpin di Negara yang menganut sistem Aristokrasi (my ideal form of government) atau  Otoriter, pasti si pembuat film tersebut, whoever that is, udah masuk ke fasilitas rahasia yang saya bangun, saya siksa selama beberapa hari, baru deh diumpanin ke semut Marabunta. But that’s not how democracy works mate. Si pembuat film mempunyai hak buat ngomong apapun soal Agama apapun, termasuk Islam

Karena itulah, beberapa saat setelah Khadafi tertangkap, saya pernah bilang, “apa sih yang sebenarnya dirayain sama rakyat Libya?”..Kalian ga tau kengerian dari demokrasi yang sebenarnya, you of all people, yang selama puluhan tahun berada di balik keteraturan dan pengendalian otokrasi..Terbukti, kejadian paling ekstirm sampe hari ini terjadi di Libya, yang sampe menewaskan Dubes AS. Dan langsung merembet ke negara2 yang terlibat Arab Spring taun lalu. Sangat jelas kalo negara2 ini ga siap untuk menerima demokrasi, bahkan mungkin demokrasi itu ga cocok buat kalian.Sadarkah kalian, tindakan kalian menyerang kedubes dan konsulat2 AS ini cuma memberikan justifikasi bagi mereka untuk menjadikan kalian Irak atau Afghanistan selanjutnya..Kalo Romney sampe kepilih jadi presiden taun ini, you all can express your warmest welcome to the upcoming US troops. But hey, that’s what all of you dreamt of right?

Dan selagi saya ngetik ini, demo di depan kantor kedubes AS di Jakarta masih berlangsung ricuh. Ga heran sih ya kalo di Indonesia sih, dari dulu orang2nya selalu over reaktif terhadap isu2 sepele sekalipun. Meskipun paling orang2 yang demo ini juga orang bayaran sih…Sedih sih justru kalo ngeliat aksi2 sampah gini, citra umat muslim semakin lama semakin buas di mata orang2 awam, jauh dari ajaran Nabi Muhammad SAW yang cinta damai, dan selalu membalas perbuatan buruk dengan kebaikan. Coba aja orang2 berpakaian muslim ini juga menyisihkan sedikit waktu untuk memhamai Islam, alih2 hanya berteriak2 Allahu Akbar, tanpa tau apa yang mereka perjuangkan, dan bagaimana cara memperjuangkannya….

Quote of the day: “Berbuat baiklah kepada orang yang berbuat buruk padamu, karena jika kau hanya berbuat baik pada orang yang berbuat baik kepadamau, maka dimana lah baktimu?” –Yesus Kristus-

 

 

 

Reconstruction level: Japan!!

Yesterday was 11th March 2012, it’s been exactly one year since the devastating Tsunami that stroke Japan. I’m still remember it clearly, a year ago my mom was really panicked after she had seen the breaking news about the tsunami. She’s yelling to me, “Bamby, there’s a tsunami in japan! Hurry contact your sister, find out her whereabouts!”  Fear was instantly growing since i can’t contact her, but later that bight, she called, and told us that Tokyo wasn’t deeply affected by the tsunami.

The images shown in the media was really horrifying though, building shattered, road split, flood overflowing. But, this is Japan we’re talking about, my second self proclaimed homeland. We’ve survived atomic bombing, we’re not gonna give in to tsunami…so here’s a picture comparison of post Tsunami Japan, now and a year ago, taken at the exact same place (Credit goes to Anonymous)

Ganbatte Nippon!!

Meanwhile in Indonesia, back in 2006, an accident involving a leaked pipe has produced a burst of hot mud in Sidoarjo, East Java. The hot mud has flooded a vast area of Sidoardjo, drowning hundreds of village in its way. This is a glimpse of “Lapindo Hot Mud” in 2006:

And this is hot it looks now, 6 years after the accident:

Yes, those are houses' roof

Almost nothing changed….Just my country…

Quote of the day: “Knock, and a door shall be opened

Transformers and US’ Showcase

So, yesterday i went to the cinema, and watched one of the most anticipated movie this summer, Transformer: Dark of The Moon. Before we go to the ‘International Relations’ part, lets take our time to briefly review the movie itself first.

For a third sequel, i gave this 7 out of 10. It’s still have all the amazing elements of a movie, unfortunately we’ve seen it already in it’s two predecessor, so there’s no element of surprise anymore. Seriously, this is just same repeatable story with different robots. After three years, there’s really no improvement in here, story wise. We have an important item, which will bring us doom, if fall to Decepticon’s hand. In the first movie there’s the Cube or Allspark, the second movie has the Matrix of Leadership, and now we got the ‘Pillars’..and that’s that…

The second thing i want to speak of, is the inconsistency of ‘human role’ in this movie. In many part of the film, you’ll see human as no more than insects in front of  Cybertronian, the US army was nothing but bugging hornet. But, later in the scene, Sam managed to kill Starscream, Megatron can’t managed to pinched Carly, and Soundwave was destroyed by a bunch of M-16 and some grenade launceher?WTF?? This is what happened when you try to insert Human role in a used to be Robot Only saga….there’s just too many paradox..not to mention that Autobots was intended to protect humankind, but they killed and destroyed just as much as the Decepticon did in the process…

Next will be the main highlight of the movie….that’s right, it’s the replacement of the iconic Megan Fox, by Rosie Huntington Whiteley..Many people still vote for Fox as the main heroine..but i have different opinion. Physically speaking, there aren’t anything to compare between these ladies. Both of them are freaking HOT!! I mean like, super HOT…But, Rosie’s British accent has taken her further into the Sexy and Elegance department, and deeper into my heart :p, rather than Fox automotive knowledge..well, maybe that’s just me..but i still think that this is a perfect replacement..

Now..for some serious part…

It has came to my senses, that most animation adapted movie, were being used as US showcase, particularly on weapon development, or military prowess on a broader term. It’s almost ridiculous of how many times you’ll see the Star Spangled banner made appearance in the scenes.. Just like when they appear in Spiderman, or Iron Man, Or Superman, or many more…

They’ll always display US latest military technology in these movies, along with its lethal demonstration. Maybe you still remember the ‘corner gun’ used in RED and Wanted

Yups, it’s the gun where you can aim and shoot through a corner, without being exposed to the enemy. Its also comprised of Camera, screen, night vision, and a thermal lens…

And yesterday in Transformer, for the first time i saw the ‘squirrel suit’? That the NEST used to maneuvering around building , that’ll be a perfect tools to do a surprise attack on a hostile countries urban environment.

If you just pay more attention in another movie, you’ll see these similarities of technology show off, if not on military terms, it’ll be on IT realms…

Next element, which is a bit amusing, is where they also try to construct justification in their military intervention, by providing scene where autobots attack a middle east region, which also happened in the first two movies. And maybe you still remember who kidnapped Tony Stark on Iron Man? and which region did he attack on his first mission as Iron man? Yups, it’s always and always will be Middle East…..

Audience will surely get the message, that the only thing that can maintain peace in the world, is to have an invincible military force, and send them right away to eliminate any other military or insurgencies, or rebellion, worldwide. Just like as Tony Stark said, ‘we have successfully privatized world peace’. When the other countries are no match for US, then the’ll be too affraid to attack, hence, world peace is created. This is what we called as ‘mutual assured destruction’, though the US doesn’t seem to be influenced by this.

This movie is the reaction to the crumbling US unipolariry. The military superpower gained by US post Cold War has met its equal competitor nowadays, mainly coming from the EU and China, bringing this world to a more multipolar and regionally based competition. Worse, US realized that they’re walking towards  demise, seeing how the earth’s important mineral are gradually diminish, and China is the only one that can still produce it in the near future…and they refused to export it…That’s why they’re still trying to demonstrate their advances globally in a safer way, through their movies,to construct the and insert US’ might into our mind…But, unless Optimus Prime really decides to help US government, or NSA successfully made a contract with Tony Stark, US military as well as global superiority downfall  is a matter of time…

 

Quote hari ini: “If you want peace, be prepared for war” –Anthony Giddens

Tips & Trik CPNS Kementerian Luar Negeri 2011

Jumpa lagi dalam salah satu post yang bertujuan meningkatkan jumlah pengunjung ke blog ini..hehehehe

Udah pertengahan taun, berrati udah mendekati ujian masuk berbagai kemeterian republik Indonesia. Tiap taun tes2 masuk ini selalu dipadati para pelamar…kenapa ya?…Don’t know, don’t care…yang jelas, saya di sini untuk membantu temen2 yang taun ini punya niatan untuk menjajal Ujian Masuk CPNS Kementerian Luar Negeri 2011. Saya sebenernya ga berhak nulis ini sih, lha wong taun kemaren aja ga lolos…ahahaha…(damn you nyamuk demam berdarah!!!)…at least, saya bisa ngasih beberapa gambaran dan sedikit tips and trick untuk membantu kalian lolos sampe ke tahap 3 minimal…..mungkin……..ga janji ya……*handsome evil grin

 

Tes pertama adalah tes administrasi….jangan anggap remeh tes ini lho…dari 16000an, cuma 6000 yang bisa melewati ini taun kemaren….Kenapa ya? ada aja penyebabnya, tapi semuanya sama, ga sesuai dengan persyaratannya. Misalnya surat keterangan sehatnya ga bikin di puskesmas aatau RSUD, malah di RS swasta…ato SKCK nya udah kadaluarsa, ato kartu kuningnya belom diperpanjang…ato foto kalian kurang cantik atau ganteng….So make sure you really follow the requirements, specifically…no room for errors…even the slightest one… Mending siapin SKCK sama kartu kuning dari sekarang, soalnya jarak antara pengumuman pembukaan sama deadline pengumpulan dokumen itu mepet…cuma 2 minggu…ato kurang…Kalo syarat lain kaya ktp, foto, ijazah, akte kelahiran, itu biasanya gampang kan? kecuali kamu tinggal di tempat dimana untuk memfotokopi sesuatu membutuhkan waktu 7 hari perjalanan….

 

Kalo lolos, be ready for the 1st main course, the written test!!!!!yeaaaayyyy…

Bentuk ujiannya sama kaya seleksi lain, yang beda ya soalnya tentu saja…Terdiri dari 25an soal PG, 10 isian singkat, dan 5 soal esay bhs.indonesia, serta 5 soal essay bhs.inggris..

Apa aja yang ditanyain? well, to be frank, there are a variety of question, mulai dari pemahaman kita tentang kebijakan luar negeri RI sama landasn2nya, isu2 internasional, opini kita, sampe taun berdiri organisasi, atau nama tokoh2 sejarahh…

Contohnya, “apa nama kapal kemanusiaan yang diserang oleh Israel?” “apa nama gunung yang meletus di Islandia?” “kapan WTO didirikan?” “Apa slogan ASEAN?”

Itu pertanyaan2 yang bisa saya jawab kemaren…yang ga bisa: “Tuliskan teks Proklamasi Indonesia thn1945!” “Dasar kebijakan luar negeri Indonesia tertuang pada pasal?” “Tuliskan sepuluh negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia!”…Yes, i’m not a nasionalist……

Kira2 kaya gitu jenis soal pg sama isian singkatnya….kalo untuk essay, pertanyaannya lebih ke argumen temen2 sekalian, jadi ga ada jawaban bener atau salah, tapi lebih ke tepat atau kurang…taun kemaren saya ditanya “langkah apa2 yang harus diambil pemerintah berkaitan dengan kasus TKI?” “Bagaiaman anda memandang penyerangan kapal mavi marmara oleh Israel” “apa dampak ASEAN Charter bagi ASEAN?”…lupa deh apalagi…dari 10 pertanyaan essay, kita boleh milih 3 soal di masing2 bahasa buat dijawab….

Dan inilah yang ditunggu2, tips2 menghadapi ujian tulis…teng tong teng tong (jingle doraemon):

  1. Coba inget2 dan pelajari lagi kejadian2 penting di dunia internasional, mulai dari bulan september 2010 sampe hari ini…Kalo kata saya sih, yang jadi sorotan taun ini Krisis timur tengah, bencana alam jepang, Kepemimpinan Indonesia di ASEAN, Krisis finansial Eropa, masih seputaran TKI..dan apalagi ya??
  2. Saat mempelajari fenomena2 itu, jangan cuma liat garis besar dan ‘tokoh utamanya’ aja, tapi secara keseluruhan, serta detail2 yang mungkin dianggap ‘kurang penting. Misalnya soal krisis Timur Tengah, kalian pasti tau nama2 Qhadafi, Zine Al Ben Ali, Hosni mubarak, atau Bsshar Al ashad…tapi kenalkah kalian dengn Mohammed Bouazizi atau Wael Ghonim? Atau soal tsunami jepang..pasti ga asing dengan Fukushima, dan sendai.Tapi kalo ditanya, siapa menteri yang mengundurkan diri pasca kebocoran reaktor fukushima? atau bahkan, partai apa yang saat ini berkuasa di jepang?
  3. Banyak2lah baca materi2 mengenai ASEAN, mulai dari sejarah, latar belakang, pendiri, ASEAN Charter, Asean plus Thre, sampe logo, lambang, slogan, hymne, pencipta lagu, dan hal2 miscellaneous lain soal ASEAN
  4. Update pengetahuan tentang tokoh2 penting, dunia..karena PM Inggris bukanlah Gordon Brown, dan PM Australia juga bukan Kevin Ruud. ..
  5.  Waktu ngejawab soal essay, jangan langsung nulis…coba susun dulu kalimat nya, dan buat konsep mengenai jawaban kamu…biar kalimatnya nyambung satu sama lain, dan terstruktur…Buat alumnus HI, gunakan konsep2 yang mendukung jawaban kalian, yang ga diketahui oleh anak2 jurusan lain….this is the only point where you can stand out…
  6. Buat essay bahasa Inggris, sama kaya buat essay bahasa Indonesia, tapi perhatiin penggunana vocabulary dan grammarnya. selain grammar harus bener, kalo bisa gunakan vocab yang lebih sophisticated, dari pada vocab dasar…and again, use your international Relations concept…
  7. Bawa gunting ya, buat motong nomer peserta..biar rapih…
  8. banyak2 berdoa…berbakti sama orang tua, minta restu dari Mama..

 

That’s all..wish you al the best luck!!

Cemungudh eeeaaaaa!!!!!!!

Quote hari ini: “Be Prepared, than nothing is to be feared”

Unofficial Guide Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran 2011

Halo adek2, udah pada baca pengumuman SPMB kan? ada yang keterima di jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran (UNPAD)? Nah, post ini kakak buat untuk kalian semua. Pasti kalian penasaran dong, apa aja sih yang dipleajari di jurusan ini? gimana sih kehidupan mahasiswa H.I? Salah ga sih saya milih jurusan ini? Bakal jadi apa sesudah lulus dari sini? Well, ayo kita bahas ya adek2…..(i feel like Kak Seto now…)

 

1. Pertama-tama, apapun alasan kalian masuk ke sini, baik karena ingin jadi diplomat, ingin kerja dan bolak balik luar negeri, gagal di pilihan pertama, atau dipaksa orang tua, kakak ucapkan selamat. jurusan HI merupakan salah satu jurusan bergengsi di UNPAD, bersama dengan Ekonomi dan Hukum. Kalo dianalogikan, mungkin HI itu kaya jurusan kedokteran gigi di bidang Ilmu Sosial. HI unpad juga terakreditasi A oleh pemerintah lho…So, bergembiralah, you’re accepted at the right place…

2. Beberapa saat lagi kalian akan melakukan pendaftaran ulang ke kampus UNPAD di Jatinangor, Sumedang. Setelah kalian melakukan pendaftaran kepada pihak fakultas, kalian akan diarahkan untuk menemui kakak2 mahasiswa yang menjadi Panitia OSPEK atau apapun itu namanya sekarang. Well, sebagai informasi, acara ospek2 ini biasanya dibagi dua, ospek fakultas dan ospek jusurusan. Keduanya bersifat PILIHAN dan tidak wajib. Jangan takut keikutsertaan atau ketidakikutsertaan kalian akan memperngaruhi kehidupan kampus kalian, atau nilai2 dan ijazah. Sekali lagi, tidak wajib. Maka dari itu, saat kalian diminta oleh kakak2 senior itu untuk membayar sejumlah uang, kalian bisa menolak, dan tidak akan terkena sanksi apapun (biaya ospek bisa membayar uang sewa kost selama sebulan lho). Kecuali jika kalian memang memiliki dana lebih, dan suka dengan kegiatan semacam ini, dan senang menerima tugas2 serta sedikit dikerjai senior, ikutilah ospek tersebut.

3. Pada semester 1, kalian akan mempelajari Ilmu2 dsar, seperti pengantar ilmu politik, pengantar hubungan internasional, pengantar ilmu hukum, pengantar ilmu sosial, dan pengantar2 lain, dilengkapi mata kuliah yang mirip pelajaran SMU, seperti pendidikan Agama, PPKN, dan bahasa Indonesia. Dan pada semester2 selanjutnya, barulah kalian akan mendapat pelajaran2 yang lebih spesifik, seperti Hukum internasional, Politik luar negeri, Globalisasi, Regionalisme, Kemanan Global, and so on. Saran saya, pertajam terus kemampuan bahasa Inggris kalian, karenma 80% materi yang digunakan di jurusan ini berbahasa Inggris. bahkan ada tugas yang dikerjakan dalam bahasa Inggris.

4. Selanjutnya adalah tugas2 atau di SMA dikenal sebagai PR. HI unpad dikenal sebagai jurusan yang sangat ‘murah hati’ dalam memberi tugas. Dalam satu minggu, kalian bisa diharuskan mengerjakan 5 tugas sekaligus, dengan ketebalan halaman yang cukup memukau..setiap dosen terkadang memberi tugas, tanpa memikirkan bahwa dosen lain juga memberi tugas. Meskipun begitu, jika kalian mengerjakan tugas2 tersebut secara berkala, hal ini sebenarnya bukan masalah. tapi bagi mahasiwa2 yang lebih santai, hal ini merupakan beban tersendiri. Saya sendiri menyelesaikan hampir 60% dari tugas2 semasa kuliah, hanya beberapa jam sebelum tugas itu dikumpulkan. Jika kalian adalah mahasiswa seperti saya, dan kebanyakan teman2 saya, maka bersiaplah untuk mendapat pengurangan signifikan dalam jam tidur, dan say hello to all nighter.

5. Untuk tugas, mintalah soft copy tugas2 dari mahasiswa senior. biasanya setiap tahun, data ini akan tersebar di kalangan mahasiswa baru, entah bagaimana caranya. Sebisa mungkin adek tidak boleh tidak memiliki arsip tugas2 ini, karena akan SANGAT membantu. Saya tidak menganjurkan kalian untuk melakukan copy paste (tindakan menjiplak tugas orang lain, kemudian mengganti cover dengan nama kita) terhadap tugas2 tersebut, tapi tugas2 senior tersebut sangat bermanfaat sebagai acuan dalam mengerjakan tugas, selain juga bisa menjadi ‘jalan pintas’ saat tugas kita banyak yang belum selesai..hehehe

6. Jika kalian memang ingin melakukan copy paste dalam mengerjakan tugas, well, hal itu tergantung, dalam mata kuliah apa kalian akan melakukannya. Ada dosen yang akan memeriksa tugas kalian, sehingga ada kemungkinan copy paste itu ketahuan, ada juga yang tidak melihat isinya sama sekali, sehingga kalian akan dapat nilai A dengan praktis. Untuk itu, pastikan kalian melakukan copy paste di mata kuliah yang ‘tepat’. Dan saya ga bisa ngasitau dosen mana yang seperti itu, dengan alasan rahasia..hehehe

7. Tapi sebisa mungkin kalian jangan copy paste ya…belajar HI itu asyik ko…ngerjain tugasnya juga menyenangkan…..

8. Selanjutnya adalah sistem penilaian. Buat kalian yang merupakan pelajar teladan di SMA dulu, siap2 untuk merasakan sakit hati beberapa kali. Di jurusan ini, sistem penilaian dilakukan dengan tiga cara. Yang pertama penilaian dilakukan berdasarkan kemampuan dan kinerja kalian di mata kuliah tersebut. Yang kedua, penilaian akan bergantung pada tingkat keberuntungan kalian. dan terakhir, penilaian dilakukan entah berdasarkan apa, yang jelas kalian akan mendapat nilai yang telah ditentukan oleh sang dosen. Saya telah menjadi saksi, bagaimana mahasiswa yang rajin belajar, memiliki pengetahuan luas, dan aktif berorganisasi mendapat nilai C di suatu mata kuliah, sedangkan mahasiswa yang bahkan tidak tau bahwa David Cameron adalah PM Inggris, mendapat nilai A di mata kuliah yang sama…Oleh karena itu, kembali kalian harus tau, mata kuliah apa yang memberikan nilai dengan benar, dan mata kuliah mana yang memberikan nilai random…

7. yang terakhir mungkin adalah prospek pekerjaan….secara jujur, prospek alumni HI tidaklah terlalu baik. Kalian memang memiliki keunggulan jika ingin melamar ke Kementerian Luar Negeri, yang benar2 sesuai, tetapi selain itu, lowongan2 yang kalian temui baik di koran, job fair maupun internet, hampir tidak ada yang mencari lulusan Hubungan Internasional, sehingga kalian hanya bisa melamar di posisi yang memnerima ‘semua jurusan’ sebagai kandidatnya. Meskipun begitu, seperti yang telah kaka sebutkan di atas, jurusan ini adalah jurusan bergengsi, saat kalian melamar pekerjaan ‘melawan’ jurusan2 lain, kalian akan memiliki kelebihan tersendiri.So, jangan takut tidak mendapat pekerjaan. Diantara 30an teman saya yang sudah lulus, sepertiganya bekerja di Bank, tiga orang bekerja di Media, tiga orang menjadi Guru, beberapa di perusahaan swasta…

8. Kalo soal lingkungan kampus, yaitu Jatinangor, yang merupakan sebuah kawasan ‘pinggir’ kota, kakak ga bisa bantu, karena selama kuliah, kaka tinggal di kota Bandung….Yang pasti tempatnya menyenangkan, asal kalian bisa memilih tempat kost yang tepat…

 

So, sekali lagi, selamat ya udah (hampir) jadi mahasiswa HI UNPAD…tetap semangat, dan sukses selalu!!!!

ooops, almost forgot, pictures of the day:

Laptop adalah barang yang cukup penting, karena banyak sekali bahan tugas yang bisa didapat di Internet. Gambar di atas adalah mahasiwa HI yang mencari bahan menggunakan fasilitas hot-spot di kampus

Kegiatan di sela2 menunggu kuliah (gambar diambil pukul 4 sore)..

 

Tempat makan di seberang kampus..Mahasiwa HI bersih2 kan? ga kaya yang mahasiswa HMI yang suka demo ngerusak..anak2 nya baik, sopan juga lho...

Salah satu ruang kelas di HI..ada dua ruangan lagi yang empat kali lebih besar dari ini, dilengkapi AC dan Proyektor...ruang ini juga ada acnya lho..

 

Quote hari ini: “Cogito ergo sum….ubi societas ibi ius…”

My First Victory

Nowadays, i am so addicted to the online site of Yu Gi Oh trading card game. I’ve been playing Yu Gi Oh since high school, but after i graduated, i never met any duel partner..so it’s been 6 years since my last duel. And a lot have happened since then. There were so many new cards published, and it’s quite hard to keep in track with my ‘classic’ deck. I’ve done 9 match since Tuesday, and i lost 6 of it. Two matches ended because my opponent ran away in the middle of the duel, and the other two ended in my victory.

Today, just a few hours ago, i’ve claimed my first victory against an international opponent..YEaaaaaYYYY!! (yesterday i won against an indonesian player). It was also quite a dramatic match, just like one you’ll find in the anime..hehe..

At the beginning, my Tovarisch deck started strongly by destroying 3 of his monster, and i managed to redused his/her lifepoints to 100 from 8000…

But, he/she really surprised me with his/her fairy deck, he/she managed to cornered me into 100 life points!! Though my gorilla managed to defeat him/her in the end..but it was a great match, just like in the anime where the battle usually won at the last second, when Yugi almost lost.

If you’re interested on playing, just go to http://www.duelingnetworks.com…you only have to register, construct and arrange your own deck, and voila…you’re a duelist.

While we’re on this topic, let mw tell you that my match earlier was a concrete example of Globalization, where ‘me, an Indonesian gamer, played a Japanese developed game, that was hosted in an American Server, against a Canadian opponent, using a notebook manufactured in China’ , real time. Quite impressive eh? This is the proof of the increasing velocity of inter-connectivity  accross the national boundaries…

 

Quote hari ini: “A man who carries a cat by the tail learns something he can learn in no other way. ” -Mark Twain-

Capitalism

We meet again in another international relations theory post…quite a long absence we got here..hehehe..and for today’s topic it’ll be CAPITALISM!!yeaaaayyyy

Indonesia mode: On

Saya adalah salah satu dari sekian banyak penggemar kapitalisme, yang berada di negeri yang mayoritas penduduknya justru membenci konsep brilian ini. Saya cukup kesal saat hampir di semua demo yang dilakukan oleh mahasiswa, buruh, petani, atau kelompok2 lainnya, jika berkaitan dengan ekonomi, akan selalu ada poster atau spanduk yang bertuliskan “hapuskan kapitalisme” “tolak kampitalisme” “bunuh kaum kapoitalis” (ee, ini ada ga ya?) dan banyak penolakan2 terhadap kapitalisme lainnya, dan juga penolakan atas liberalisme, yang masih berkaitan dengannya. Mereka berkata seperti itu, tanpa mengetahui apa itu kapitalisme yang sebenarnya. Bagi mereka, kapitalisme adalah metode yang digunakan oleh kaum pemilik modal untuk menekan, memeras, dan melakukan hal2 negatif lain kepada the so called “rakyat kecil”. Benarkah seperti itu?…well, i’m here to straighten it up.

Setiap masyarakat memiliki caranya sendiri dalam mengatur atau mengorganisasikan kehidupan materialnya. Mereka akan memproduksi barang2 yang mereka butuhkan, untuk kemudian mendistribusikannya ke seluruh bagian masyarakat untuk dikonsumsi. Hal ini disebut sebagai formasi sosial (social formations).

Ada berbagai formasi sosial di dunia ini, seperti kapitalisme, feodalisme, komunisme, dan lain2..yang membedakan antara satu dan lainnya adalah bagaimana ceara mereka mengorganisasikan kelebihan produksi mereka, atau yang disebut surplus sosial. Surplus sosial ini akan selalu ada saat suatu masyarakat berhasil memproduksi barang lebih banyak dari yang dibuthkan untuk memenuhi standar kehidupan masyarakat tersebut.

Secara sederhana, Kapitalisme, adalah formasi sosial yang merubah atau memanfaatkan surplus sosial tersebut sebagai modal, untuk menghasilkan surplus berikutnya. Tak ada yang salah dengan itu kan? Karena itu, konsep ‘modal’ adalah jantung bagi kapitalisme.

Modal adalah segala sesuatu yang dapat menghasilkan komoditas, atau setidaknya uang. Sistem kapitalisme yang berbasis modal ini mulai berkembang pada abad 15 di Eropa, menggantikan sistem feodal yang berpusat pada kekayaan (wealth).

Untuk memberikan gambaran mengenai perbedaan antar kekayaan dan modal, mari kita baca ilustrasi berikut. Di mesir kuno, saat masyarakat memiliki surplus sosial, mereka membangun piramid, sphinx, dan bangunan2 megah lainnya. Pada kekaisaran Roma, surplus sosial digunakan untuk mendirikan patung2 raksasa, kolam renang, dan lain2, sedangkan pada abad pertengahan, surplus yang ada digunakan untuk membangun kastil, katedral, dan melukis gerja2 dengan lukisan yang indah. Semua ini adalh kekayaan, karena tidak menghasilkan apapun, bahkan bangunan2 ini bisa dianggap sebagai beban, karena membutuhkan biaya perawatan, dan orang2 yang membangunnya sebenarnya bisa bekerja di sektor lain yang lebih menghasilkan, seperti pertanian.

Lalu bagaimana dengan kapitalisme, Di Inggris pada masa2 revolusi industri misalnya, saat masyarakat memperoleh surplus sosial, maka mereka akan memilih untuk mendirikan pabrik pakaian misalnya. Pabrik pakaian ini adalah modal, karena akan menghasilkan komiditas yang diperlukan oleh masyarakat dan masyarakat akan membayar untuk memperoleh komoditas tersebut. Sebagai modal, pabrik ini akan menghasilkan surplus sosial yang lebih banyak, yang kemudian berubah menjadi pabrik sepatu misalnya. Begitu seterusnya, hingga entah sampai kapan. Itulah inti dari kapitalisme, “merubah surplus sosial menjadi modal, untuk menghasilkan surplus yang lebih banyak, yang akan menjadi modal lainnya.” You get the picture right??

sedikit refreshment untuk tulisan2 di atas

Lalu bagaimana dengan di Indonesia ini? benarkan Kapitalisme merupakan instrumen para pemilik modal untuk memeras rakyat kecil? benarkah sistem ini tidak berpihak pada mereka? Absolutely wrong. Menurut saya, justru Indonesia adalah negara yang sangat pandai dalam menggerakkan kapitalisme, dan the so called ‘rakyat kecil’ justru orang2 yang sangat lihai di dalamnya.

Untuk awalan, mari kita lihat contoh kapitalisme umum di Indonesia. saya akan ambil Trans corp sebagai ilustrasi. Saat trans TV berhasil mencetak surplus sosial yang cukup besar, mereka tidak lantas mendirikan Patung Chaerul Tanjung yang akan menjadi kekayaan, tetapi mereka memutuskan untuk membeli TV 7 dan mengambil alih manajemennya, sehingga menjadi modal. Dengan surplus sosial yang didapat dari dua televisi ini, mereka tidak membeli 10 pesawat pribadi, tetapi hanya membeli 1, dan mendirikan trans studio Makasar. Surplus yang dihasilkan ketiga modal tersebut, selain kemudian berubah menjadi Trans Sudio Bandung, dan Trans Hotel, dimana surplus sosial yang didapat sudah direncanakan untuk membangun Trans studio Jakarta. This is Capitalism. Ada unsur memeras rakyat kecil di dalamnya? Not at all…

Kemudian, ada banyaaaaaaak sekali kapitalisme skala kecil yang dilakukan oleh masyarakat d negeri ini. yang pertama adalah Ojek. Motor tukang ojek, jika digunakan sehari2, adalah kekayaan, karena tidak menghasilkan apa2, malah mereka harus mengeluarkan biaya untuk service dan mengisi bahan bakar. oleh karena itu mereka mengubahnya menjadi ojek, yang dapat membawa penumpang ke tujuan tertentu, dengan tarif yang suka seenaknya….

Selanjutnya adalah WC umum…di negara kapitalis seperti Amerika, saya lihat orang tidak dipungut biaya untuk buang air, tetapi rakyat indonesia begitu lihai untuk mengubahnya menjadi modal, dan mengambil untung dari keadaan terdesak seseorang. Trotoar adalah jalur bagi pejalan kaki. tetapi lagi2 para tukang parkir liar biasa dengan cakapnya merubahnya menjadi lahan parkir, yang tentu saja menjadi modal bagi mereka. Kawasan Three in One, bagi orang2 biasa adalah suatu kawasan yang merepotkan, tetapi para joki bisa memanfaatkannya sebagi modal, dengan menjajakan jasa mereka..sangat cerdas bukan? Orang2 inilah yang justru membuat nama kapitalisme menjadi jelek menurut saya.

So, sebagai penggemar berat kapitalisme, saya berharap penjelasan singkat ini bisa merubah pandangan kalian…Long Live Capital!!!!!

 

Quote hari ini: ” Wall Street people learn nothing and forget everything”
– Benjamin Graham –

Glossary

It’s time for another International Relations class!!!Yeaaaaaahhhh

Setelah baca 3 bab dari baylis,kemaren2 saya mulai beralih ke buku lain, yaitu “International Relations: Key Concepts” karangan Martin Griffith dan Terry O’ Callaghan. Meskipun buku ini jauh lebih sering dibaca pas jaman kuliah dulu dibanfingin Baylis, tetep aja saya belum baca bahkan 20% dari kesluruhan buku ini. So apa saja hal2 baru yag saya temuin?

Appeasement. Adalah kebijakan luar negeri yang menuai kontroversi, berkaitan dengan tujuannya. Appeasement secara sederhana dapat diartikan sebagai kebijakan luar negeri yang bersifat ‘menyerah’ atau mengikuti kehendak pihak agresor, untuk mencegah terjadinya perang terbuka. Salah satu contoh appeasement terjadi pada tahun 1919. Pada saat itu, Jerman meminta kendali atas wilayah Sudetenland di Cekoslovakia, karena pemerintah Ceko memperlakukan ras Sudeten Jerman di Ceko secara diskriminatif. Sebagai Great Powers di kawasan eropa, Inggris dan Perancis kemudian memutuskan untuk menyerahkan kawasan tersebut pada Jerman, supaya tidak memancing perang terbuka lagi., pasca Perang Dunia 1. Dalam waktu beberapa bulan pasca perjanjian tersebut, Jerman sudah menguasia seluruh Ceko. Perdebatan mengenai kebijakan ini berpusat pada seberapa efektif appeasement dalam mencegah perang, karena kebanyaka akademisi berpendapat bahwa kebijakan ini hanya akan menambah ‘dahaga’ pihak agresor akan kekuasaan, selain juga menambah power yang dimilikinya.

Beggar Thy Neighbour Policy. Mengacu pada kebijakan luar negeri, dimana suatu negara memformulasikan kebijakan yang akan sedikit merugikan negara lain, demi mencapai kepentingan nasional jangka pendek. Namun kebijakan ini akan menjadi tidak efektif jika negara lain melakukan kebijakan yang sama. Contoh dari beggar thy neighbour dalam kehidupan nyata nyata adalah saat anda menonton pertandingan sepakbola d  stadion, anda akan berdiri untuk melihat suatu kejadian lebih jelas. Tetapi karena anda berdiri, orang di belakang anda akan ikut berdiri, supaya pandangannya tidak terhalang. Hal ini akan menimbulkan efek berantai, sehingga satu baris di belakang ada berdiri selama pertandingan, yang lebih melelahkan dibandingkan jika anda semua tetap duduk. alam hubungan Internasional, contoh beggar thy neighbour adalah politik isolasi. Suatu negara melarang adanya impor kenegaranya, untuk meningkatkan ekspor, dan memperoleh neraca perdagangan aktif. namun jika negara2 lain juga menerapkan kebijakan yang sama,perdaganan internasional justru akan terhambat, karena arus barang terhenti.

Biodiversity. Dalam bahasa indonesia mungkin diartikan sebagai keanekaragaman hayati. saya artikan sebagai warisan atau kekayaanbiologis di dunia ini, yang berkaitan satu sama lain, dan berpengaruh pada kelangsungan hidup palent ini sendiri. Biodiversity dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu :

  1. Habitat Diversity, yaitu keanekaragaman tempat hidup berbagai makhluk hidup. Menjaga kelangsungan satu habitat angatlah penting, karena satu habitat merupakan tempat hidup bagi ratusan bahkan ribuan spesies. Contoh keanekaragaman habitat adalah padang rumput, padang pasir, hutan tropis, padang salju, laut, sungai, danau, hutan bakaku, pantai, dan masih banyak lagi. Semakin berkurangnya habitat karena proses alam maupun buatan, akan mengancam keberlangsungan spesies itu sendiri.
  2. Genetic Diversity, adalah keragaman jenis, dalam satu spesies yang sama, diakibatkan perbedaan populasi. Contohnya adalah Burung gagak. Meskipun berasal dari spesies yang sama, burung gagak yang berpopulasi di Caligornia, akan memiliki perbedaan dengan burung gagak yang berpopulasi di London. hal ini diakibatkan perbedaan habitat, yang berpengaruh dada morfologis dan fisiologis spesies tertentu. Di masa sekarang, keragaman genetis ini udah semakin berkurang, karena semakin banyaknya habitat yang berubah fungsi, sehingga semakin sedkit juga populasi dari suatu spesies. Contohnya komodo yang populasinya cuma di Pulau komodo, udah ga punya keragaman genetis lagi, karena populasinya cuma 1.
  3. Keanekaragaman spesies. kalo ini baru keragaman jenis makhluk hidup, sampai saat ini udah ditemuin ratusan ribu bahkan jutaan spesies, dan masih ada banyak spesies yang belum ditemuin. Tetapi banyak juga spesies yang udah punah, dan hampir punah. Buat yang udah liat film animasi Rio baru2 ini, si Rio adalah contoh minimnya keragaman spsies dan genetis, karena burung Macaw biru cuma bisa ditemuin di brazil, dan Rio adalah jantan terakhir dari spesies nya. Talk about rarity….
Yups, that’s all for today, next issue would be capitalism, since it’s gonna be boring if i put it now. And, from now on, there’ll be no post without  picture. So here you go

Leah Dizon...everybody's sweetheart

Quote hari ini: “Children have to be educated, but they have also to be left to educate themselves.” -Ernest Dimnet-

International Society

Scwarzhenberger (no, not the Android Governor) pernah mengatakan bahwa Hubungan Internasional adalah bagian dari sosiologi dalam lingkup internasional atau melintasi batas2 negara. Jika sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat, maka dari pernyataan barusan, kita bisa menarik kesimpulan bahwa yang dipelajari di HI –Hubungan Internasional- adalah ‘masyarakat internasional’ atau International Society. Berkaitan dengan ini, setelah sebelumnya kita memahami pengertian dan sejarah penamaan Hubungan Internasional, sekarang mari kita bahas, apa itu International Society, yang menjadi obejek sentral di jurusan ini, sesuai dengan bab2 dari buku Baylis yang baru saya selesaikan dua hari kemarin. Tulisan berikut ini merupakan pemahaman saya dari artikel milik David Armstrong yang berjudul “The Evolution of International Society”.

International Society telah ada jauh sebelum HI berdiri. Dalam perkembangannya, International Society ini tumbuh dan berkembang di masing2 benua dan kawasan di dunia ini. Meskipun demikian, istilah International Society baru dikemukakan oleh Hedley Bull pada entah taun berapa, untuk mennggambarkan sistem Negara yang dibangun oleh bangsa2 Eropa pasca Westphalia Agreement. Pengertian Yang diberikan Bull dan diterima oleh kalangan akademisi HI mengenai International Society adalah “Sekelompok Negara yang menyepakati nilai2 dan norma bersama, memiliki kepentingan dan tujuan yang sama, serta berinteraksi satu sama lain berdasarkan nilai2 dan norma2 tersebut.” (kalo ga salah inget). Dengan pengertian seperti itu, maka sebenarnya International Society telah terbentuk sejak dulu, meskipun memang tidak terjadi dalam bentuk Negara, karena pada saat itu konsep Negara belum ditemukan. Untuk lebih jelasnya, mari kita ulas berbagai tahapan International Society yang terjadi di dunia ini.

Bentuk International Society yang pertama terjadi pada masa peradaban Mesir Kuno.  Dahulu kala, mesir terbagagi2 kedalam berbagai kerajaan, Akkadia (yang rajanya si The Rock a.k.a Scorpion King), Summeria, dan masih ada beberapa lagi. International Society di Mesir ini tidak hanya terjadi di antara kerajaan2 besar ini, tetapi juga antara mereka dengan penguasa2 yang tunduk pada mereka. Nilai2  dan norma2 yang disepakati oleh mereka meliputi perbatsan, pernikahan antar kerajaan, perdagangan, serta yang terpenting, hak dan kewajiban seorang warga kerajaan saat berada di wilayah kerajaan lain. Meskipun memang masih ‘kasar’ , International Society Mesir kuno ini memiliki karakteristik yang mirip dengan pengertian Bull.

Perkembangan International Society selanjutnya dapat dilihat seperti yang terjadi di Yunani, India, China, Jepang, dan Romawi. Yunani mungkin adalah International Society yang mengenalkan banyak konsep2 baru dan lebih beradab, seperti penyelesaian sengketa melalui arbitrasi, dan utusan diplomatik. Yang menjadi aktor di sini tidak lain adalah polis2 yang ada, seperti Athena, Sparta, dan lain2. Saya ga begitu inget dan tau seperti apa International Socitety di India, jadi langsung aja kita ke China. Di China, tentu saja udah pada tau film Red Cliff kan? Yups, Red Cliff menggambarkan International Society China yang dikenal dengan masa tiga Kerajaan. China dulu terbagi2 kedalam wilayah2 kekuasan keluarga2 tertentu (Cao, Sun, Liu, Yuan, dan masiiiib baanyaaak lagi, seperti banyaknya orang China di dunia ini.) yang paling dikenal mungkin ya Liu Bei, Cao Cao, dan Sun Quan..padahal masih banyak lagi kaya Yuan Shu, Gong sun Zan, Ziao Jhi, banyak deh. Pola interaksi mereka hampir sama seperti yang terjadi di Yunani. Kalo di Jepang, International Society muncul pada zaman Sengoku (Warring States). Hampir sama kaya China, jepang terbagi ke wilayah2 yang dikuasai Daimyo ato tuan tanah yang menguasai daerah masing2. Nobunaga di Owari, Chosokabe, di Shikoku, Masamune di Oushu, Takeda di kai, Uesugi di Echigo, Azai di lupa apa, dan lain2.

International Society ‘klasik’ atau ‘kuno’ yang udah disebutin di atas memiliki kesamaan yang membedakannya dengan Internasional Society Modern. Yang pertama, Nilai2 dan norma2 yang menjadi ‘pedoman’ mereka dalam berinteraksi, berasal dari kepercayaan dan agama. Di mesir, udah pasti berbagai nilai dan norma2 itu didasarkan pada petunjuk2 para Dewa semacem Osiris, Horus, dkk, yang disampaikan oleh pendeta kuil2 besar. Di Yunani juga sama seperti itu, seperti halnya India. Selain nilai dan norma2, agama dan kepercayaan juga menentukan sanksi yang akan diberikan kepda pihak yang melanggar nya.. kalo di China dan Jepang, Kaisar dan Keshogunan sama2 dipilih melalui upacara tertentu, otulah mengapa pemimpin utama di kedua area itu diasosiakan dengan langit, pilihan Tuhan, dll..

Yang kedua, interaksi diantara unit2 dalam International Society tersebut, didominasi oleh perebutan kekuasaan, konflik, pokonya politik yang sifatnya power-relation. Contohnya Peloponesian War, di Yunani, Melian Dialogue, dan pertempuran unifikasi yang konstan terjadi di China dan Jepang.

Selanjutnya, meskipun telah mengenal dan menerapkan sistem utusan diplomatik, belum ada perlakuan khusus dan ‘beradab’ terhadap utusan2 itu. Masih inget sama utusan Xerxes yang ditendang Leonidas di film 300?…ato utusan Shu yang kepalanya dipenggal sama Cao Cao setelah nyampein pesan?..that’s what happened to the earlier Diplomatic Envoys.

Setelah masa International Society Klasik itu, muncul International Society era Kristen dan Islam, tapi saya ga terlalu paham,jadi kita lanjut aja ke International Society Modern. IS modern ini berpusat di interaksi antara negara2 Eropa, terutama setelah mereka mengenal konsep Negara. Mereka memanfaatkan konsep ini untuk menggambarkan adanya prinsip2 kedaulatan, otonomi, dan territorial. Pemahaman mengenai International Society inilah yang menjadi dasar bagi salah satu mahzab ternama di Hubungan Internasional, yaitu English School. Mahzab ini menganganggap bahwa International Society yang eropa centris ini merupakan komunitas tersendiri, dan negara2 yang berada di luar Society ini merupakan masyarakat yang belum beradab. Dengan alasan ini juga, selain mengatur norma2 dan nilai2 yang melandasi interaksi internal, mereka juga menentukan norma2 yang melandasi hubungan mereka dengan pihak luar, pada umumnya Negara jajahan mereka. Mereka bahkan menentukan hak dan kewajiban penduduk di negara2 jajahan mereka. Untuk alasan inilah English School dikritik telah melegalkan dan mendukung proses kolonialisasi terhadap negara2 miskin.

Berbeda dengan pendahulunya, International Society modern ini memiliki karakteristik sebagai berikut: Nilai2 dan norma2 yang ada tidak lagi bersumber dari agama dan kepercayaan, melainkan melalui kesepakatan dan perundingan bersama, yang dimanifestasikan dalam bentuk Hukum Internasional, yang juga menentukan sanksi terhadap pelanggaran2 yang ada. Sifatnya tidak lagi didominasi oleh power relation, meskipun masih ada beberapa peristiwa seperti itu (kaya Perang Dunia 1 dan 2). Perlakuan terhadap utusan diplomatik mangalami perbaikan, dimana pada masa ini, untuk pertama kalinya Italia menerapkan sistem Duta Besar, dangan lokasi permanen di suatu Negara, yang saat ini kita kenal dengan Kedutaan Asing. Sistem ini segera diadopsi oleh negara2 Eropa lain. Kemuadian mulai diberlakukan juga kekebalan diplomatik pada para utusan ini, untuk mencegah pemenggalan semena2 bagi para utusan.

Lalu bagaimana dengan International Society di masa kini? Terutama pasca globalisasi mengalami intensitas yang sangat tinggi?.. Mulanya, Yang namanya Intenational Society itu, seperti halnya masyarakat pada umumnya, terbentuk oleh sekelompok orang (dalam hal ini Negara), yang memiliki kesamaan identitas, latar belakang, kepercayaan, Nilai dan Norma, dan terkadang kedekatan atau kesamaan geografis. Conothnya ya yang sudah disebutin di atas, International Society yang terbentuk selalu berisikan orang2 dari Ras yang sama kan? Begitu juga agama yang dianut, sistem kebudayaan, dan sistem sosialnya. Tetapi hal ini mulai bergeser setelah Negara2 yang dulu jadi jajahan Eropa mulai menyatakan kemerdekaannya. Merka juga mulai menganggap dirinya sebagai bagian dari International Society, sehingga pengertian IS meluas tidak hanya meliputi negara2 Eropa saja. Namun hal ini jugalah yang menjadi paradox dan terkadang menimbulkan masalah, karena Hukum Internasional saja tidak bisa menjadi pemersatu bagi unit2 dengan latar belakang yang begitu berbeda, yang menjadi syarat utama terbentuknya suatu society. Hal ini lah yang disebut dengan clash of civilization oleh Samuel Huntington. Namun, International Society ini juga lah yang menjadi objek utama kajian Hubungan Internasional masa kini..So, enjoy…..

Quote hari ini: “A friend is one who has the same enemies as you have.” -Abraham Lincoln-